Skip to main content

Skala Pemgukuran dan pengembangan Alat ukur ( MK Statistik)


Tugas Individu
SKALA PENGUKURAN DAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR
( Herman S.Pd, M.Pd )







DISUSUN OLEH :
NAMA : MUFTIHATUR RAHMAH
NIM : 1349041012
KELAS : B

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PENGERTIAN SKALA PENGUKURAN
Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala adalah perbandingan antar kategori sebuah objek yang diberi bobot nilai berbeda. Jenis-jenis skala pengukuran adalah nominal, ordinal, interval dan rasio. Pengukuran adalah dasar setiap penelitian ilmiah. Segala sesuatu yang peneliti lakukan dimulai dengan pengukuran apa pun yang ingin diteliti. Pengukuran adalah meletakkan angka ke suatu objek.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Meteran sebagai instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantutatif panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 100 kg, IQ seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap.

Skala Nominal (Skala Label)
Data Nominal biasa disebut data skala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi. Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan objek, individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Simbol matematik yang digunakan adalah: = dan ≠
Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengidentifikasi dan membedakan Misalnya, 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan ; 1 = Dewasa, 2 = Anak-anak (Septyanto : 2008). Skala ini termasuk jenis data kualitatif, selain untuk mengelompokkan variabel jenis kelamin juga biasa digunakan untuk mengelompokkan agama, suku, golongan darah (Statistik : 2012). Skala nominal bersifat mutually excusive atau setiap objek hanya memiliki satu kategori (Lababa : 2008)

Contoh: Jenis pekerjaan, diklasifikasi sebagai:
Pegawai negeri, diberi tanda 1,
Pegawai swasta, diberi tanda 2,
Wiraswasta, diberi angka 3
Contoh Data Variabel :
Ya = 1 dan Tidak = 0
Pria = 1 dan Wanita = 0
Hitam = 1, Abu-abu = 2, Putih = 2
Ciri Data Nominal:
Posisi data setara. Dalam contoh tersebut, pegawai negeri tidak lebih tinggi/lebih rendah dari pegawai swasta.
Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ). Contoh, tidak mungkin 3-2=1 (Wiraswasta dikurangi pegawai swasta=pegawai negeri
2. Skala Ordinal (Skala Peringkat)
Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya. Pada skala ordinal, dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal. Contoh dalam kelas kepelatihan yang terdiri dari beberapa trainee Adi, Budi, Santi, Eka, Fitri, dan Gina. Eka adalah siswa yang paling tinggi, diikuti kemudian oleh Adi dan Santi, sedangkan Gina adalah siswa yang paling pendek, yang agak tinggi Budi, dan diikuti kemudian oleh Fitri.
Dalam analisis data, ada kemungkinan seorang pengembang ingin mengurutkannya dari variabel paling tinggi ke yang paling rendah, atau sebaliknya dari yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi.. Hasil yang dicapai di antaranya menjadi seperti berikut: Eka, Adi, Santi, Fitri, Budi, dan Gina., 5 = Sangat Baik, 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = kurang baik, 1 = Tidak baik atau untuk mengukur intensitas curah hujan bisa disimbolkan a = Deras/tinggi, b = Sedang, c = ringan/rendah (Rahardi : 2007)
Contoh Data Variabel :
Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Tidak Tahu = 3
setuju = 4
Sangat Setuju = 5
Pendek = 1
Sedang = 2
Tinggi = 3
Tidak enak = 1
ragu-ragu = 2
Enak = 3

Ciri Data Ordinal:
posisi data tidak setara. Dalam kasus di atas, sikap pelanggan yang sangat puas, lebih tinggi dari yang puas. Sikap pelanggan yang puas, lebih tinggi dari yang cukup puas, dst. Angka/tanda bisa dibalik dari 5 hingga 1, tergantung kesepakatan.
Tidak bisa dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 1+2=3 (yang berarti sangat puas ditambah puas = cukup puas)

Skala Interval (Skala Jarak)
Skala interval, skala yang membedakan kategori tertentu dengan selang atau jarak tertentu dan jarak antar kategorinya sama. skala interval adalah skala yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak antar dua titik pada skala, sudah diketahui. Skala ini tidak memiliki nilai nol mutlak.Misalnya membagi tinggi badan kedalam 4 interval yaitu : 155-159, 160-164, 165-169, 170-174 (wikipedia). Contoh lain, jarak pukul 06.00-08.00 sama antara pukul 18.00-20.00 tetapi kita tidak dapat menyatakan pukul 18.00 dua kali lebih lambat dari pukul 06.00 (Septyanto : 2008).
Misalnya, selisih skor antara 70 dan 71 adalah sama dengan selisih skor 50 dan 51 (92 dan 93, 37 dan 38, dan seterusnya). Kebanyakan tes di bidang pendidikkan didesain untuk menghasilkan skor-skor interval. Perhatikan contoh skor untuk ketiga orang pada tes sikap berikut. Misalkan siswa A mendapat skor 100, siswa B mendapat skor 110, dan siswa C mendapat skor 120.
Berdasarkan skor ketiga siswa tersebut, dapat dibuat beberapa kesimpulan. Pertama, skor siswa C merupakan skor tertinggi kemudian diikuti oleh siswa B dan A. Kedua, selisih skor siswa A dan siswa B (yakni 10 poin) ekuivalen dengan selisih skor siswa B dan siswa C (juga10 poin). Ketiga, selisih antara siswa A dan siswa C (yakni 20 poin) adalah dua kali lebih besar selisih antara siswa A dan siswa B (yakni 10 poin).

Contoh:
Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau Fahrenheit, dengan masing-masing punya skala sendiri. Untuk air membeku dan mendidih:

Celcius pada 0° C sampai 100° C. Sakala ini jelas jaraknya, bahwa 100-0=100
 Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180

Ciri Data Interval:
Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data nominal dan ordinal.
Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40 derajat adalah dua kali panas dibanding 20 derajat)
PENGEMBANGAN ALAT UKUR
Objek yang dapat diukur adalah ada yang berupa benda fisik, seperti meja, pohon, dan ada yang bersifat abstrak seperti kecerdasan dan status ekonomi. Objek jenis pertama dapat langsung diukur, misalnya sebuah meja dapat diukur tingginya dalam cm (sentimeter) tetapi kecerdasan bersifat abstrak, sehingga pengukurannya dapat dilakukan stelah konsep itu dioperasionalkan. Pengoperasionalan dilakukan dengan cara mendeskripsikan konsep itu kedalam sejumlah indikator yang dapat diukur.
Defenisi operasional Peubah
Peubah dapat didefenisikan dengan member arti atau kekhususan sehingga peubah tersebut dapat diukur. Defenisi operasional sebuah peubah memberikan gambaran bagaimana peubah tersebut diukur. Misalnya peubah kemampuan atau kecerdasan diukur dengan tes baku. Defenisi operasional terhadap sebuah peubahdapat dibedakan kedalam tiga pola, yaitu :
Defenisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi dan harus dilakukan atau tidak dilakukan untuk memperoleh peubah yang didefenisikan.
Defenisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefenisikan
Defenisi yang disusun berdasarkan bagaiman hal yang didefenisikan itu muncul.
Defenisi pola pertama dapat diselaskan dengan contoh kenyang adalah suatu keadaan yang timbul dari dalam diri seseorang setelah makan secukupnya dalam interval waktu empat jam. Frustasi aadalah suatu hal yang timbul akibat tidak tercapainya hal yang sangat diinginkan, sedangkan hal tersebut sudah hamper dicapai.
Defenisi pola kedua dapat diberikan contoh bodoh yang merupakan sifat seseorang yang rendah kemampuanny, baik dalam memecahkan masalah maupun dalam menggunakan bilangan dan bahasa. Defenisi ketiga, misalnya kemampuan berhitung yang merupakan kompetensi dalam menambah, mengurang, mengali, membagi. Setelah peneliti memberikan defenisi operasional, peneliti harus dapat mengukur peubah itu.
Teknik Pengukuran Peubah
Pengukuran adalah penetapan (pemberian) angka terhadap objek atau gejala yang dipelajari menurut aturan tertentu. Jadi, ada tiga kata kunci dalam proses pengukuran, yaitu angka, penatapan dan aturan. Angka adalah symbol dalam bentuk 1, 2, 3, … atau I, II, III, … atau 2,56 dan sebagainya tidak mempunyai arti. Jika angka itu dikaitkan dengan nilai kuantitatif, maka angka tersebut berubah menjadi bilangan. Penetapan adalah suatu pemetaan pengaitan antar objek dan angka, sedangkan aturan merupakan acuan atau perintah untuk melakukan pemetaan itu.
Misalnya, subjek yang setuju tehadap sesuatu diberi angka “1” dan jika tidak setuju diberi angka “0”. Skala pengukuran ini dapat dibuat lebih rinci lagi dengan member angka “5” bagi yang sangat setuju, “4” untuk yang setuju, “3” untuk yang tidak acuh, “2” untuk yang tidak setuju, dan “1” bagi yang sangat tidak setuju.
Indikator peubah
Indikator berarti sesuatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain.
Pengukuran dan realita
Ada peubah yang dapat diukur dengan secara langsung diamati dan dibandingkan dengan realita. Misalnya pernyataan bahwa berat batu dua kali lebih besar daripada berat kayu dengan volume yang sama dapat dibandingkan dengan realita dengan cara menimbangnya. Di lain pihak, ada peubah yang pengukurannya mengandung tanda Tanya, apakah pengukuran yang dilakukan sesuai dengan realita .
Misalnya, seorang dosen menilai hasil ujian mahasiswa dalam mata kuliah matematika. Prestasi didefenisikan sebagai kemampuan menjumlah, mengurang, mengali. Kemampuan inilah yang merupakan indikator prestasi yang dapat diukur dengan tes. Tes ini terdiri dari beberapa butir soal yang akan diberi skor tergantung dari banyaknya jawaban benar dari mahasiswa. Skor tertinggi 100(terbaik) dan skor terendah 10. Setelah tes diberikan kepada lima mahsiswa tersebut diperoleh skor 77, 75, 54, 44 dan 21. Walaupun realita tidak diketahui, peneliti harus menghitung, menaksir, dan menguji kesahihan dan keandalan alat ukur yang digunakan untuk memperkecil kesalahan-kesalahan yang mugkin terjadi.

Keandalan dan Kesahihan
Keandalan
Keandalan menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur mempunyai keandalan tinggi yang dapat dipercaya, jika alat ukur itu stabil dan dapat diramalkan karena akan memberikan hasil yang serupa walaupun digunakan berulang kali. Keakuratan dilihat dari kesesuaian antara ukuran dan yang ingin diukur.jika aspek kestabilan dan keakuratan digabungkan maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mantap dan dapat mengukur dengan cermat dan tepat. Tentunya, kemantapan ini harus ditunjang oleh besar/kecilnya kesalahan yang terjadi secara acak dalam batas yang dapat diterima.
Kesahihan
Kesahihan mempersoalkanapakah benar-benar kita mengukur apa yang seharusnya diukur ? kesahihan banyak macamnya, terutama yang menyagkut ukuran psikologis, seperti tes prestasi atau tes hasil belajar. R.L. Ebel membagi kesahihan atas :
Concurrent validity berkenaan dengan criteria penampilan (performance)
Construck validity berkaitan dengan kualitas psikologi
Content validity berkaitan dengan baik buruknya penyampelan dari materi (isi) suatu populasi.
Curricular validity ditentukan dengan memilih materi ujian itu sendiri dan menilai sampai seberapa jauh ujian tersebut merupakan alat ukur yan sebenarnya terhadap tujuan pelajaran, atapun sebagai sampel sebenarnya dari materi pelajaran.
Empirical validity menunjuk hubungan antar skor dan sebuah criteria, dimana criteria tersebut adalah ukuran bebas langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh ujian tersebut.
Face validity berhubungan dengan apa yang tampaknya untuk mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya
Factorial validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi anatara alat ukur dengan faktor-faktor yang bersamaan dalam kelompok atau ukuran perilaku lainnya.
Intrinsic validity berkaitan dengan teknik percobaan dan bukan teknik korelasi terhadap suatu criteria
Predictive validity berkaitan dengan hubungan antara skor untuk mengukur suatu kriteria yang didasarkan atas penampilan dimasa mendatang
Menurut Kerlinger (1973) membagi kesahihan yaitu :
Kesahihan isi
Kesahihan isi mempersoalkan apakah materi alat ukur itu cukup mewakili materi atau sifat-sifat yang akan diukur itu cukup mewakili materi atau sifat-sifat yang akan diukur.
Kesahihan kriteria
Kesahihan yang berhubungan dengan kriteria dilihat dengan membandingkan suatu kriteria atau peubah yang diketahui atau dipercaya dapat digunakan untuk mengukur suatu atribut tertentu.
Kesahihan konstrak
Konstrak adalah suatu abstraksi yang merupakan konsep dibuat khusus untuk kebutuhan ilmiah dan mempunyai pengertian terbatas. Konstrak dapat didefenisikan secara operasional sehingga dapat diamati dan diukur. Dalam melihat kesahihan konstrak beberapa pertanyaan perlu dijawab.
a). komponen atau dimensi apa yang membentuk konsep tersebut?
b). apakah landasan teoritis yang merangkum dimensi itu ?
c). bukti empiris apa yang memperlihatkan hubungan antar komponen atau dimensi itu ?

Dalam membahas kesahihan konstrak, yang pertama dikerjakan oleh seorang peneliti adalah menganalisis unsur-unsur yang menjadi bagian dari konstrak tersebut. Selanjutnya, peneliti mencermati isi dan makna kemponen tersebut untuk mengetahui sifat-sifat yang dapat menerangkan variasi alat ukur.











.

Comments

Popular posts from this blog

Permasalahan Pada Eksternal Hardware PC

No. Klasifikasi Masalah Identifikasi Masalah Diagnosa Masalah Penyelesaian Masalah 1. Printer · Selalu muncul warning di monitor ·   Periksa sumber listrik dan kabel power printer, bisa menggunakan test pen. · Perika colokan ke sumber listrik, apakah sudah terpasang dengan baik. · Mencetak tidak sesuai setting ·   Periksa kabel data yang di gunakan · ganti dengan kabel data yang lain · Print kertas double · Kertas menempel pada kertas yang lainnya · Rapikan kertas sebelum di masukkan kedalam printer 2. TV Tuner · Gambar tidak jelas · Sambungan ke TV tuner tidak rapat · Periksa sambungan · Tidak dapat menyipan ke memori ·   Memori tidak rapat · Rapatkan memori · Suara tidak ada · Kabel speaker putus · Sambung kabel

Perbedaan Individual Peserta Didik

A.  Pengertian Individu Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau  homo sapiens, mahluk yang berbuat atau  homo faber, mahluk yang dapat dididik atau  homo educandum dan seterusnya. Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupann

TOKOH PAUD

NO NAMA RANGKUMAN PENCAPAIAN 1 Jon amos Comenius (1592-1670) Pada 1631 menerbitkan the school of infancy yang berfokus pada tahun-tahun awal pendidikan seorang anak dan khususnya mengenai pendidikan oleh para ibu dirumah. Pada 1658 orbis sensualium bukuk bergambarnya yang pertama bagi anak-anak diterbitkan 2 Jean-jacques rousseau 1712-1778 Pada 1762 menerbitkan emile yang menjelaskan pandangannya tetang sistem pendidikan universal melalui pengalaman anak bernama emile. 3 J.H. Pestalozzi 1746-1827 Pada 1780 menerbitkan leonard and Gertrude: a book for the people yang memaparkan pandangan mengenai pendidikan sebagai pusat regenerasi sebuah komunitas. Dia menulis;sekolah betul-betul memerlukan hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rumah. Dia percaya bahwa para ibu harus cukup terdidik untuk meyngajar anak-anaknya di rumah.