Skip to main content

Baca Kisah : Muadz Bin Amru Pemusnah Patung

Muadz Pemusnah Patung

Muadz Bin Amru adalah pemuda yang telah masuk Islam bersama 70 orang kaum muslimin di Aqobah. Tapi, ayahnya Amru Bin Jamuh  masih menyembah berhala. Berhalanya dinamai Manaf. Bahkan ia menyediaakan tempat pemujaan dan menjadi pemimpinnnya.

Muadz ingin ayahnya tidak lagi menyembah berhala. Tapi tidak mungkin menegurnya langsung karena ayahnya orang terhormat. Jadi, ia mengajak sahabatnya Muadz Bin Jabal untuk membuat siasat yang cerdik.
Pada malam hari, Muadz dan sahabatnya mengendap-endap. Mereka membuang patung Manaf ke toilet. Pada pagi harinya Amru marah besar, “siapa yang telah melakukan perbuatan durhaka malam tadi ? kemudian, ia mencuci berhalanya dan memberikan wewangian.
Pada amalam hari berikutnya, Muadz bersiasat lagi. Tapi, ayahnya masih tetap menyembah berhala. Lalu ayahnya mengaungkan pedang di leher Manaf sambil berkata, “ jika kamu benar-benar dapat memberikan kebaikan , berusahalah untuk mempertahankan dirimu !

Namun, keesokan harinya Amru tidak menemukan berhalanya ditempat biasa. Ia pun mencarinya di toilet, tapi tidak ada. Ternyata berhala itu telah terikat pada bangkai anjing. Amru sangat kecewa. Berhalanya yang dianggap tuhan tidak bisa apa-apa.
Pada saaat itu, Muadz datang dan berkata bahwa berhala itu tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan apa-apa. Manaf tak layak disembah. Ia hanyalah patung biasa. Amru Bin Jamuh pun sadar dengan perbuatan bodohnya selama ini. Ia segera membersihkan diri dan pergi menemui Rasulullah SAW. Lalu ia bertekad untuk memeluk Islam degan sepenuh hati

Sumber :
 hal 48-49  senangnya belajar islam :aqidah ummuthoriq el-kanzo bandung, salmadani 2012


:sesungguhnya, allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik)itu, bagi siapa yang dikehendaki-nya. Barangsiapa yang mempersetuka allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisa, 4 : 48)

Comments

Popular posts from this blog

TOKOH PAUD

NO NAMA RANGKUMAN PENCAPAIAN 1 Jon amos Comenius (1592-1670) Pada 1631 menerbitkan the school of infancy yang berfokus pada tahun-tahun awal pendidikan seorang anak dan khususnya mengenai pendidikan oleh para ibu dirumah. Pada 1658 orbis sensualium bukuk bergambarnya yang pertama bagi anak-anak diterbitkan 2 Jean-jacques rousseau 1712-1778 Pada 1762 menerbitkan emile yang menjelaskan pandangannya tetang sistem pendidikan universal melalui pengalaman anak bernama emile. 3 J.H. Pestalozzi 1746-1827 Pada 1780 menerbitkan leonard and Gertrude: a book for the people yang memaparkan pandangan mengenai pendidikan sebagai pusat regenerasi sebuah komunitas. Dia menulis;sekolah betul-betul memerlukan hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rumah. Dia percaya bahwa para ibu harus cukup terdidik untuk meyngajar anak-anaknya di rumah.
BAB II Pembahasan 3.1.            Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Anak Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Saat ini dunia sudah terasa semakin sempit karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia. Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan t...

Perbedaan Individual Peserta Didik

A.  Pengertian Individu Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau  homo sapiens, mahluk yang berbuat atau  homo faber, mahluk yang dapat dididik atau  homo educandum dan seterusnya. Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. P...