KISAH SOICHIRO HONDA SI RAJA JALANAN
Saat merintis bisnisnya , soichiro Honda selalu mengalami kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan ffinansial, sampai dikeluarkan dari kuliahnya.
namun, semua itu tidak menyurutkannya unttuk memperluas pengetahuan samapi akhirnya menemukan kesuksesannya.
Kecintaannya pada mesin diwarisi dari sang ayah yang membuka bengkel reparasi mesin pertanian di Dusun kamyo, Distrik Shizuko, Jepang Tengah, Tempat kelahiran Soichiro Honda. Rasa ingin tahunya akan mesin ditunjang oleh ayahnya. Ia mendapat harta warisan berupa caut (kakaktua) untuk mencabut paku yang digunakan Honda sebagai perangsang untuk berkarya. Ia juga sangat tertarik untuk bermain ditempat penggilingan padi hanya sekedar melihat-lihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Bermain ditempat itu ternyata menjadi kebiasaannya menghabiskan waktu.
Ternyata, minatnya pada mesin tidak sia-sia. Ketika berusia 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan mdel rem kaki. Akan tetapi, ia tidak bermimpi menjadi pengusaha otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah dan tidak tampan sehingga membuatnya rendah diri.
Pada usia 15 tahun, Honda hijrah ke jepang. Pada usia remaja itu, ia mulai bekerja si sebuah perusahaan bernama hart shokai company. Bosnya, saka kibara, sangat senang melihat etos kerja yang diperlihatkan Honda “the young Honda” sangat teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan dan setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiaannya. Enam tahun bekerja di perusahaan itu, wawasannya mengenai mesin semakin bertambah. Pada usia 21 tahun, bosnya menawarkannya untuk membuka kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran itu tidak ditampiknya.
Ditempat barunya, Honda menunjukkan prestasi yang semakin membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak bengkel lain. Ketika memperbaiki mobil cara kerjanya cepat sehingga mobil itu cepat hidup kembali. Ia selalu bekerja sampai larut malam terkadang sampai subuh.
Otaknya yang kreatif selalu memunculkan inovasi. Pada saat itu, ruji-ruji mobil terbuat dari kayu hingga tidak baik meredam goncanan. Gagasannya muncul untuk menggantikan ruji-ruji yang terbuat dari kayu dengan logam. Hasilnya diluar dugaan. Ruji-ruji logam ciptaannya laku keras dipasaran. Bahkan ruji-ruji iru diekspor ke luar negeri. Untuk karya pertamnya ini, Honda menandatangani hak patennya. Waktu itu ia berusia 30 tahun.
Setelah menciptakan ruji Honda ingin melepaskan diri dari bosna dan membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir tentang spesialis yang akan dipilihnya. Otaknya tertuju pada pembuatan ring piston yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun1938. Sayang karyanya itu, ditolak oeh perusahaan Toyota karena dinilai tidak memenuhi standar . ring buatannya tidak lentur sehingga tidak laku dipasaran. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalannya itu. Mereka menyesali Honda yang keluar dari bengkel terdahulunya, bengkel yang telah membesarkannya.
Akibat kegagalan itu, Honda sakit cukup serius. Dua bulan kemudia, kesehatannya pulih dan kembali memimpin bengkel. Akan tetapi, soal ring piston tersebut belum juga mendapat solusi. Untuk mencari jawaban, ia berkuliah untuk menambah wawasan mengenai mesin. Siang hari ia berkuliah dan pagi harinya bekerja di bengkel. Ia mempraktikkan pengetahuan baru yang diperolehnya.setelah berjalan dua tahun lamanya, ia pun dikeluarkan dari kuliahnya karena sering membolos. Hal yang lebih fatal, ia menyatakan bahwa berkuliah bukan untuk mencari ijazah melainkan hanya sekedar menambah ilmu. Pernyataan itulah yang membuat berang sang rektor. Pernyataannya dianggap sebagai penghinaan besar.
Berkat kerja kerasnya, piston terbaru berhasil diciptakan ia mulai ajukan lagi penemuannya itu keperusahaan yang pernah menolaknya. Hasilnya, piston buatan Honda diterima oleh Toyota. Setelah itu, Honda mempunya keinginan untuk mendirikan pabrik. Namun saying, lagi-lagi cobaan datang menderanya. Keadaan jepang yang genting akibat perang dan bencana gempa bumi membuatnya haruss mengurungkan niatnyasementara waktu.
Bencana lainpun menerpa. Namun, justru disinilah Honda menjadi berhasil. Tahun 1947 terjadi krisis bahan bakar di jepang yang mengakibatkan sejumlah industry otomotif kalang kabut karena tidak mampu menjual barang-barangnya. Honda muncul dengan ide menciptakan sepeda bermesin. Siapa sangka sepeda motor ini menjadi cika bakal kehadiran mobil bermerek Honda yang digandrungi sekarang ini. Prouk sepeda motornya laku keras sehingga ia kehabisan stok untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Sejak itulah, Honda dari waktu ke waktu menjaddi Honda si raja jalanan.
Sumber bacaan : Juliansyah, Tiana.2008. Mengajar tanpa bosan kiat-kiat terbaik untuk guru. Pt setia Purna Inves:bandung. Hal.40-42
Saat merintis bisnisnya , soichiro Honda selalu mengalami kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan ffinansial, sampai dikeluarkan dari kuliahnya.
namun, semua itu tidak menyurutkannya unttuk memperluas pengetahuan samapi akhirnya menemukan kesuksesannya.
Kecintaannya pada mesin diwarisi dari sang ayah yang membuka bengkel reparasi mesin pertanian di Dusun kamyo, Distrik Shizuko, Jepang Tengah, Tempat kelahiran Soichiro Honda. Rasa ingin tahunya akan mesin ditunjang oleh ayahnya. Ia mendapat harta warisan berupa caut (kakaktua) untuk mencabut paku yang digunakan Honda sebagai perangsang untuk berkarya. Ia juga sangat tertarik untuk bermain ditempat penggilingan padi hanya sekedar melihat-lihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Bermain ditempat itu ternyata menjadi kebiasaannya menghabiskan waktu.
Ternyata, minatnya pada mesin tidak sia-sia. Ketika berusia 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan mdel rem kaki. Akan tetapi, ia tidak bermimpi menjadi pengusaha otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah dan tidak tampan sehingga membuatnya rendah diri.
Pada usia 15 tahun, Honda hijrah ke jepang. Pada usia remaja itu, ia mulai bekerja si sebuah perusahaan bernama hart shokai company. Bosnya, saka kibara, sangat senang melihat etos kerja yang diperlihatkan Honda “the young Honda” sangat teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan dan setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiaannya. Enam tahun bekerja di perusahaan itu, wawasannya mengenai mesin semakin bertambah. Pada usia 21 tahun, bosnya menawarkannya untuk membuka kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran itu tidak ditampiknya.
Ditempat barunya, Honda menunjukkan prestasi yang semakin membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak bengkel lain. Ketika memperbaiki mobil cara kerjanya cepat sehingga mobil itu cepat hidup kembali. Ia selalu bekerja sampai larut malam terkadang sampai subuh.
Otaknya yang kreatif selalu memunculkan inovasi. Pada saat itu, ruji-ruji mobil terbuat dari kayu hingga tidak baik meredam goncanan. Gagasannya muncul untuk menggantikan ruji-ruji yang terbuat dari kayu dengan logam. Hasilnya diluar dugaan. Ruji-ruji logam ciptaannya laku keras dipasaran. Bahkan ruji-ruji iru diekspor ke luar negeri. Untuk karya pertamnya ini, Honda menandatangani hak patennya. Waktu itu ia berusia 30 tahun.
Setelah menciptakan ruji Honda ingin melepaskan diri dari bosna dan membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir tentang spesialis yang akan dipilihnya. Otaknya tertuju pada pembuatan ring piston yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun1938. Sayang karyanya itu, ditolak oeh perusahaan Toyota karena dinilai tidak memenuhi standar . ring buatannya tidak lentur sehingga tidak laku dipasaran. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalannya itu. Mereka menyesali Honda yang keluar dari bengkel terdahulunya, bengkel yang telah membesarkannya.
Akibat kegagalan itu, Honda sakit cukup serius. Dua bulan kemudia, kesehatannya pulih dan kembali memimpin bengkel. Akan tetapi, soal ring piston tersebut belum juga mendapat solusi. Untuk mencari jawaban, ia berkuliah untuk menambah wawasan mengenai mesin. Siang hari ia berkuliah dan pagi harinya bekerja di bengkel. Ia mempraktikkan pengetahuan baru yang diperolehnya.setelah berjalan dua tahun lamanya, ia pun dikeluarkan dari kuliahnya karena sering membolos. Hal yang lebih fatal, ia menyatakan bahwa berkuliah bukan untuk mencari ijazah melainkan hanya sekedar menambah ilmu. Pernyataan itulah yang membuat berang sang rektor. Pernyataannya dianggap sebagai penghinaan besar.
Berkat kerja kerasnya, piston terbaru berhasil diciptakan ia mulai ajukan lagi penemuannya itu keperusahaan yang pernah menolaknya. Hasilnya, piston buatan Honda diterima oleh Toyota. Setelah itu, Honda mempunya keinginan untuk mendirikan pabrik. Namun saying, lagi-lagi cobaan datang menderanya. Keadaan jepang yang genting akibat perang dan bencana gempa bumi membuatnya haruss mengurungkan niatnyasementara waktu.
Bencana lainpun menerpa. Namun, justru disinilah Honda menjadi berhasil. Tahun 1947 terjadi krisis bahan bakar di jepang yang mengakibatkan sejumlah industry otomotif kalang kabut karena tidak mampu menjual barang-barangnya. Honda muncul dengan ide menciptakan sepeda bermesin. Siapa sangka sepeda motor ini menjadi cika bakal kehadiran mobil bermerek Honda yang digandrungi sekarang ini. Prouk sepeda motornya laku keras sehingga ia kehabisan stok untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Sejak itulah, Honda dari waktu ke waktu menjaddi Honda si raja jalanan.
Sumber bacaan : Juliansyah, Tiana.2008. Mengajar tanpa bosan kiat-kiat terbaik untuk guru. Pt setia Purna Inves:bandung. Hal.40-42
Comments