PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan
masyarakat yang dinamis selalu mengalami perubahan serta transisi,
termasuk dalam masalah kebudayaan. Kebudayaan bisa di diturunkan melalui
pendidikan dengan menurunkan nilai-nilai yang berasal dari
pengalaman-pengalaman. Proses pendidikan menentukan bagaimana
proses-proses pewarisan berlangsung di dalam masyarakat, karena
nilai-nilai yang ada di masyarakat akan tetap ada bila masyarakat
tersebut tetap melestarikan budayanya, baik di dalam sekolah maupun di
dalam keluarga.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu tansmisi budaya ?
2. Apa itu tansmisi budaya dan pendidikan ?
3. Apa Perbandingan Pendidikan Dulu dan Kini ?
C. Tujuan dan Manfaat
Melalui
mata kuliah Antropologi Pendidikan mengajarkan ilmu yang aplikatif
untuk para mahasiswa, salah satu materinya yaitu tranmisi kebudayaan
yang memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa tentang perubahan
budaya terutama yang berkaitan dengan pendidikan. Melalui mata kuliah ini kita dapat memperoleh gambaran tentang perubahan yang saling mempengaruhi baik perubahan kebudayaan terhadap pendidikan maupun pendidikan terhadap kebudayaan.
PEMBAHASAN
A. Transmisi Kebudayaan
Kebudayaan adalah kompleks dari ide-ide,
gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan wujud
benda-benda hasil karya manusia (Koenjaraningrat:5).
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara (UU SisDikNas NO 20 Th 2003 / Pengantar Pendidikan 2006:30)
G.D.
Spind berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan
antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan
empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses
pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan social budayanya.
Pewariasan
budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “Transmisi kebudayaan”.
Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau
pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet
kebudayaan. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau
memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah
menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi
pedoman yang baku dalam masyarakat. Tanpa mempertahankan usaha pewarisan
maka masyarakat akan punah dan dilupakan. Usaha pewarisan budaya
dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan cara melibatkan berbagai
institusi sosial yang ada, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan sekolah dan juga media masa sebagai penyalur informasi.
Cara
untuk mewariskan kebudayaan, mengajarkan tingkah laku kepada generasi
baru, berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Ada tiga cara umum yang
dapat diidentifikasikan, yaitu: informal
(terjadi dalam keluarga), nonformal (terjadi dalam masyarakat, dan
formal (terjadi dalam lembaga-lembaga pendidikan formal). Pendidikan
formal dirancang untuk mengarahkan perkembangan tingkah laku anak didik.
Masyarakat memegang peranan dalam mentrasmisi kebudayaan yang mereka
miliki kepada generasi penerus. Masyarakat juga berusaha melakukan
perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan kondisi baru, sehingga
terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai, norma-norma baru yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola
tingkah laku, nilai-nilai, dan norma-norma tersebut merupakan
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai
alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,
utamanya sekolah dan keluarga. Sekolah sebagai lembaga sosial mempunyai
peranan yang sangat penting, sebab pendidikan tidak hanya berfungsi
mentransmisi kebudayaan kepada generasi penerus, tetapi juga
mentransformasikannya agar sesuai dengan perkembangan zaman.
1. Lingkungan pendidikan Keluarga.
Dalam
lingkungan keluarga memungkinkan seorang individu atau kelompok
melakukan suatu identifikasi dilingkungannya, dan secara perlahan-lahan
diinternalisasikan dalam kehidupannya. Proses identifikasi dalam
keluarga menjadikan seseorang dapat mengenal keseluruhan anggota
keluarganya, baik saudara dekat maupun saudara jauh. Para orang tua atau
kelompok yang sudah mapan dalam tansmisi kebudayaan berfungsi sebagai
nara sumber aktifmelalui tindakan yang bersifat responsif dan senantiasa
mendorong, menjelaskan berbagai kenyataan yang ada dilingkungan beserta
perubahan-perubahan yang berlangsung disekitarnya. Upaya merespon,
mendorong dan menjelaskan itu didasarkan atas pengalaman, pengetahuan,
yang berlaku dilingkungannya sehingga cara-cara melaksanakan
pembelajaran itu senantiasa disesuaikan dengan perwujudan kebudayaannya.
Atau dengan kata lain cara-cara budaya belajar itu tidak lain sebagai
hasil adaptasi dirinya dengan kebudayaan yang dianutnya. Keluarga
mempunyai peranan penting karena dalam keluarga itulah suatu generasi
dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapat pelajaran pertama kali di
lingkungan keluarga, apalagi bagi masyarakat yang belum mengenal dan
menciptakan lingkungan pendidikan formal.
2. Lingkungan pendidikan Masyarakat
Masyarakat
sebagai kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Pada prinsipnya suatau
masyarakat terwujud apabila di antara kelompok individu-individu
tersebut telah lama melakukan kerja sama serta hidup bersama setelah
menetap. Sistem pewarisan budaya lewat lingkungan masyarakat berlangsung
dalam berbagai pranata sosial, diantaranya pemilahan hak milik,
perkawinan, religi, sitem hukum, sestem kekerabatan dan sistem edukasi.
3. Lingkungan Pendidikan Sekolah
Sekolah
adalah sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan
pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan
menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam
masyarakat dikategorikan sebagai pendidikan formal. Pendidikan di sekoah
dalam kerangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya. Para pendidik
yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian pengetahuan dan
interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang disesuaikan
dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Dan proses pewarisan budaya disekolah dilakukan secara bertahap,
terencana dan terus-menerus.
4. Lingkungan Pendidikan Media
Media
masa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas menyebarluaskan
berita, opini, pengetahuan, dan sebagainya. Sifat media masa adalah
mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan
menyangkut kepentingan bersama. Media masa sebagai media kontrol bagi
terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma dan aturan yang
berlaku di masyarakat. Salah satu fungsi media masa yakni sebagai sarana
pendidikan bagi masyarakat. Banyak informasi yang diberitakan dan
memuatnya berbagai pendapat-pendapat mengenai berbagai masalah
dilingkungan masyarakat sacara langsung tidak langsung akan memperluas
wawasan para pembacanya.
B. Transmisi Kebudayaan dan Pendidikan
Secara
konseptual perlu dipahami apa dan bagai mana budaya belajar, baik
dilihat dari batasan atau pengertian, sifat, wujud, sampai
kebidang-bidangnya. Dari paparan para Ahli, terdapat beberapa cara
pandang mengenai budaya belajar, yaitu :
a. Budaya belajar dipandang sebagai system pengetahuan menyiratkan.
b. Budaya
belajar berfungsi sebagai “pola bagi kehidupan manusia” yang menjadikan
pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang
dianut secara bersama sebagai sebuah pedoman.
c. Budaya belajar digunakan juga untuk memahami, menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman.
d. Budaya
belajar juga di pandang sebagai proses adaptasi manusia dengan
lingkungannya baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
1. Pengertian Budaya Belajar
Konsep
budaya belajar bersumber dari konsep budaya, tegasnya kebudayaan
diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan pengalaman
lingkunagnnya serta menjadi kerangka landasan bagi menciptakan dan
mendorong terwujudnya kelakuan. Berdasarkan konsep tersebut, maka budaya
belajar juga dipandang sebagai model-model pengetahuan manusia mengenai
belajar yang digunakan oleh individu atau kelompok social untuk
menafsirkan benda, tindakan dan emosi dalam lingkungannya. Cara pandang
budaya belajar sebagai pengetahuan menyiratkan, bahwa budaya belajar
dapat berfungsi sebagai “pola bagi kelakuan manusia” yang menjadikan
pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut
secara bersamaan.. udaya belajar dapat juga dipandang sebagai adaptasi
manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan berupa lingkungan fisik
maupun lingkungan social. Adaptasi adalah upaya menyesuaikan dalam arti
ganda, yakni manusia belajar menyesuaikan kehidupan dengan lingkungnya,
atau sebaliknya manusia juga belajar agar lingkungan yang dihadapi dapat
sesuai dengan keinginan dan tujuan. Kenyataan lain menunjukan, bahwa
lingkungan dengan segala sumberdaya memiliki keterbatsan-keterbatsan,
namun pada pihak lain kebutuhan manusia dalam rangka memenuhi syarat
dasar hidupnya setiap saat senantiasa mengalami peningkatan.
Implikasinya pada setiap pembelajaran baik individu maupun kelompok akan
memiliki pilihan strategi yang satu sama lain salaing berbeda. Individu
atau kelompok pembelajar dengan pengetahuan belajarnya akan melihat
permasalahan adanya keterbatasan tersebut dengan cara merespon secara
aktif. Permasalahan yang berlangsung dilingkungannya itu akan berusahan
untuk diatasi dengan pembelajaran. Kemampuan budaya belajar individu
atau kelompok social keadaftipanya ditunjukan untuk memecahkan berbagai
persoalan yang timbul dilingkungannya.
2. Sifat Budaya Belajar
a. Budaya belajar dimiliki bersama
Sifat
budaya belajar yang melekat dalam kebudayaan diciptakan oleh kelompok
manusia secara bersama. Kerana terlahir dari potensi yang dimilki
manusia, maka budaya belajar kelompok itu merupakan suatu karya yang
dimilki bersama. Bermacam-macam jenis kebudayaan tergantung dari
pengkategorianya. Seorang individu akan menjadi pendukung budaya belajar
yang bersumber dari latar belakang etnis, sekaligus menjadi pendukung
budaya belajar masyarakat yang didiaminya.
b. Budaya belajar cenderung bertahan dan berubah
Karena
dimiliki bersama, maka kebudayaan cenderung akan dipertahankan bersama
(masyarakat tertutup / statis).namun disisi yang lain karena hasil
kesepakatan untuk diciptakan dan dimiliki bersama, maka kebudayaan juga
akan dirubah manakala terdapat kesepakatan untuk melakukannya secara
bersamaan (masyarakat terbuka / dinamis). Sifat bertahan dan berubah
saling berjelintangan tergantung dari kesepakatan dan kebutuhan
masyarakat yang bersangkutan. Dalam kenyataannya tidak ada suatu
kebudayaan masyarakat dunia yang selamanya bertahan atau tutup atau
selamanya terbuka atau berubah.
Umumnya
budaya belajar cepat atau lambat mengalami perubahan selain pertahanan,
namun yang harus dicatat adalah adanya perbedaan pada level individu
atau kelompok sosial dalam lamanya bertahan atau cepatnya berubah. Pada
batas-batas tertentu jenis budaya akan mencerminkan dalam sifat budaya
belajar yang cenderung terbuka ataupun sebaliknya yaitu cenderung
tertutup. Sifat budaya belajar terwujud dalam bentuk terbuka atau
tertutup dipengaruhi oleh materi pembelajaran apa yang dipandang
penting. Materi belajar yang tidak relevan dan dibutuhkan memungkinkan
akan tidak mengembangkan budaya belajar terbuka demikian sebaliknya.
a. Fungsi budaya belajar untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia
Kebudayaan
diciptakan bersama dan dikembangkan bersama karena dipercayai akan
berdaya guna untuk keperluan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
secara individu maupun kolektif. Demikian dengan budaya belajar yang
diciptakan dan dikembangkan oleh manusia dengan maksud sebagai sarana
bagi pencapaian tujuan hidupnya. Yakni memenuhi kebutuhan hidup pada
hari dan masa yang akan datang. Ada tiga dasar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia bengan budaya belajarnya, yakni :1. Syarat dasar alamiah yakni syarat pemenuh an kebutuhan biologis, 2. Syarat kejiwaan atau psikologis yakni syarat kebutuhan untuk sehatecara kejiwaan, 3. Kebutuhan dasar sosial yakni kebutuhan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama manusia.
b. Budaya belajar diperoleh melalui proses belajar
Belajar
bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik yang bersifat
herediter, melainkan dihasilkan melalui proses belajar oleh individu
kelompok sosial dilingkunganya. budaya belajar adalah produk ciptaan
manusia yang bersifat khas yang dibentuk melalui lingkungan budaya.
c. Wujud Budaya Belajar
Wujud
budaya belajar dalam kehidupan dapat dilihat pada dua kategori bentuk.
Pertama, perwujudan budaya belajar yang bersifat abstrak dan kedua
perwujudan budaya yang bersifat kongkrit. Perwujudan budaya yang
bersifat abstrak adalah konsekuensi dari cara pandang budaya belajar
sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok
sesial sebagai pedoman dalam belajar. Perwujudan budaya belajar yang
abstark berada dalam sistem gagasan atau ide yang bersifat abstrak akan
tetapi beroperasi. Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara
konkrit berupa :
a. Dalam prilaku belajar.
b. Dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan
c. Hasil belajar berupa material.
Budaya
belajar dalam bentuk prilaku tampak dalam interaksi sosial. Perilaku
belajar individu atau kelompok yang berlatar belakang status sosial
tertentu mencerminkan pola budaya belajarnya.Perwujudan perilaku belajar
individu atau kelompok sosial dapat juga dilihat dari kondisi resmi dan
tidak resmi juga. Perbedaan dalam kondisi mencerminkan adanya nilai,
norma dan aturan yang berbeda.
Bahasa
adalah salah satu perwujudan budaya belajar secara kongkrit pada
individu atau kelompok sosial. Kekurangan dalam menggunakan bahasa
sedikit banyak akan menghambat percepatan dalam merealisasikan dan
mengembangkan budaya belajar. Penguasaan bahasa ilmu pengetahuan dari
berbagai bangsa lain memungkinkan akan memperkuat dan mengembangkan
budaya belajar seseorang atau kelompok sosial. Hasil belajar berupa
material menjadikan perwujudan konkret dari sistem budaya belajar
individu atau kelompok sosial. Hasil belajar tidak saja berbentuk benda
melainkan keterampilan yang mengarahkan pada keterampilan hidup (life
skill). Ada tiga cara manusia mendapatkan pengetahuan belajarnya yang
diperoleh dari penyesuaian diri dengan lingkungannya, yakni :
a. melalui
serangkaian pengalaman hidupnya tentang kehidupan yang dirasakan, baik
pengalaman dalam lingkungan alam ataupun sosial. Pengalam individu atau
kelompok sosial menjadi pedoman dalam pengetahauan pembelajaran yang
penting.
b. melalui berbagai pengajaran yang diperolehnya baik melalui pembelajaran dirumah, masyarakat maupun pendidikan di sekolah.
c. pengetahuan
juga diperoleh melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolik yang
sering juga disebut sebagai komunikasi simbolik.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kepentingan nilai belajar adalah pengalaman
dan orientasi budaya dimasa depan. Nilai budaya belajar juga akan
berkaitan dengan jenis materi belajar apa yang dipandang penting oleh
suatu masyarakat. Dengan demikian dapatlah disimpulkan, sebagaimana
sistem pengetahuan budaya belajar, maka dalam nilai budaya belajar juga
mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut mengikuti pola perubahan
sosial budayanya.pandangan hidup budaya belajar terbentuk atas dasar
sistem pengetahuan, nilai dan etos budaya belajar yang dianut oleh
masyarakat setempat. Sistem pengetahuan belajar yang diperoleh dari
lingkungan masyarakat dioperasikan dalam bentuk sistem berfikir mengenai
pengkategorian.
d. Bidang Materi Budaya Belajar
a. Materi sistem kepercayaan dan religi
Lima
komponen yang dimasukan dalam materi belajar sistem kepercayaan dan
religi, yakni: 1. Emosi Keagamaan, 2. Sistem keyakinan, 3. Sistem
ritus/ritual dan upacara keagamaan, 4. Pelaksanaan ritus/ritual
menggunakan tempat yang khusus, 5. Ummat beragama.
b. Materi belajar sistem organisasi
Sebagai
makhluk sosial, manusia senantiasa hidup secara kelompok. Sikap hidup
untuk berkelompok bukan karena insting semata melainkan atas dasar
kebutuhan bersama. Materi organisasi sosial mempunyai dua aspek penting
untuk diajarkan yakni asfek fungsi dan aspek stuktur.berkenaan dengan
fungsi suatu organisasi dalam kehidupan dilakukan dengan bermacam materi
berikut dengan tingkat kesulitan.dalam pencapain ketertiban
diperlakukan sejumlah syarat yang harus di penuhi,diantaranya: 1.
memiliki aturan yang baku dan aturan tersebut diterima oleh semua
anggota kelompok, 2. adanya kekuasaan yang dapat memaksakan individu
untuk mematuhi aturan yang ada, 3. adanya koordinasi antarlapisan
masyarakat (lapisan bawah,menegah dan lapisan atas), 4. antara
lapisan masyarakat itu berkerja di berbagai bidang kehidupan dapat
terjalin dengan harmoni dan saling memberi kepuasan antarpihak, 5.dari
keseluruhan bidang harus membentuk mekanisme atau pola yang dijadikan
pedoman dalam bertingkah laku.
c. Materi pelajaran sistem mata pencarian hidup
Materi
pembelajaran mengenai sistem mata pencaharian hidup adalah materi yang
paling mendapat tekanan dari masyarakat manapun. Setiap kelompok
masyarakat memilki sistem ekonomi yang bersumber dari lingkungannya.
Pembelajaran sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi berlangsung oleh
seluruh anggota masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Perbedaannya terletak pada kompleksitas materi dan cara-cara belajar.
d. Materi belajar sistem bahasa
Salah
satu materi budaya belajar yang bersifat khas adalah bahasa. Bahasa
dipandang menjadi pangkal terwujudnya suatu kebudayaan. Materi
pengetahuan belajar dilakukan dengan menggunakan simbol bahasa ternyata
banyak keuntungan karena bersifat efektif dan efisien dalam menyampaikan
makna. Bahasa tidak hanya diartikan sekedar suara (bahasa lisan),
melainkan juga dengan tulisan (bahasa tulisan). Bahkan bahasa gerak
(bahasa isyarat). Setiap masyarakat atau kelompok masyarakat memilki
bahasa tersendiri yang didalamnya mengandung pengetahuan budaya yang
dipelajari antar generasi.
e. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi
Materi
sitem peralatan dan teknologi adalah salah satu unsur kehidupan manusia
yang berperan untuk mengembangkan suatu masyarakat. Teknologi dipandang
sebagai ilmu tentang sejumlah teknik yang diciptakan masyarakat untuk
mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupan suatu masyarakat. Pada
prinsipnya teknologi ditemukan manusia karena terdesaknya kebutuhan
dalam pekerjaanya. Sebagaiman diketahui bahwa manusia itu sangatlah
terbatas energi dan kemampuan fisiknya, karean itu mesti ada sesuatu
yang bisa membangtu memudahkan, memperlancar dan meningkatkan jumlah
pekerjaan. Bilamana teknologi dasar sudah ditemukan, maka masyarakat
berusaha untuk menemukan teknologi yang lebih manju lagi. Dengan
teknologi secara perlahan tetapi pasti telah mendorong budaya belajar
yang baru, karena pembelajaran menjadi lebih dengan bantuan teknologi.
f. Materi belajar sistem kesenian
Setiap
masyarakat menciptakan dan mengembangkan berbagai jenis kesenian.
Kesenian adalah unsur budaya yang berusia tua. Sebagai materi
pembelajaran, kesenian secara langsung maupun tidak langsung dijalankan
budaya belajar. Melihat citranya yang indah memungkinkan individu atau
kelompok sosial mempelajari kesenian setempat ataupun kelompok lain
secara khusus.
C. Perbandingan Pendidikan Dulu dan Kini
Perbedaan pendidikan dulu dan sekarang dapat kita lihat perbandingannya baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.
1. Sekolah
a. Cara mengajar
Cara
mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan
menggunakan penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata
yang ada di buku itu dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang
diterima siswa hanya bersumber dari sang guru saja. Sedangkan guru zaman
sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya, lalu
mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan
cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar
sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan
lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak.
b. Cara menasehati siswa
Cara
menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan
kalimat- kalimat yang biasanya kasar. Seperti menyinggung kondisi
ekonomi keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan
membuat para siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan
diledek oleh guru-guru mereka. Perlakuan berbeda dilakukan guru zaman
sekarang. Mereka biasanya menasihati para murid hanya dengan
nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid
tersebut. Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya
mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.
c. Cara berinteraksi di luar sekolah
Guru-guru
zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa
oleh murid nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena
dalam diri mereka, ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis
pemisah antara guru dan murid. Jadi, sang murid harus sangat menghormati
gurunya. Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi
diluar kelas. Misalkan saja ada murid-muridnya yang menyapa, mereka akan
tersenyum lepas dan kadang-kadang justru bercanda dengan murid-muridnya
itu.
d. Penggunaan teknologi
Ketika
zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini,
seorang guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan
menggunakan kapur dan papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat
bantu, paling jauh hanya menggunakan peta untuk pelajaran geografi. Hal
yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang
lebih senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang
nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor.
Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk
mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.
e. Pemberian nilai
Pemberian
nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu adalah selain nilai asli, ada
nilai yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang
dinilai antara lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa
tersebut dalam mendalami materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga
dengan cara itu, nilai siswa benar-benar asli sesuai dengan kenyataan
yang ada pada siswa tersebut. Berbeda dengan guru zaman sekarang.
Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom nilai seorang murid
hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan keaktifannya
dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang muncul
di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut.
2. Di rumah
a. Cara Mengajar
Pendidikan
zaman dahulu dianggap tidak penting oleh kebanyakan orangtua, terbukti
ada banyak sekali yang buta huruf di tengah masyarakat. Sementara orang
tua zaman sekarang sangat mementingkan pendidikan anak, tidak cukup
hanya di sekolah tapi sekarang banyak lembaga-lembaga yang terbentuk
untuk meningkatkan kualitas prestasi anak. Namun terkadang orang tua
juga sering lupa bahwa tugas mendidik anak sebenarnya berada pada orang
tua bukanlah pada lembaga-lembaga yang sebenarnya hanya bersifat
membantu.
b. Cara menasehati
Cara
menasehati orang tua zaman dahulu adalah dengan memberikan sanksi
berupa pukulan, cacian, dan sumpah terhadap anaknya apabila melakukan
kesalahan. Sementara orang tua zaman sekarang lebih sering memberikan
ceramah terhadap kesalahan dan terkadang tidak memberikan contoh yang
baik dan malah mereka sendiri juga melakukan kesalahan tersebut.
c. Cara berinteraksi
Interaksi
orang tua dengan anak zaman dahulu lebih bersifat kaku. Anak harus
selalu menurut pada orang tua. Tidak boleh ada bantahan. Sementara orang
tua zaman sekarang memberikan kebebasan pada anaknya. Interaksinya
lebih santai,terkadang orang tua menganggap anak adalah teman dan
begitusebaliknya.
d. Penggunaan teknologi
Zaman
dahulu teknologi masih sangat jarang di gunakan, karena masih bersifat
tradisional. Sementara zaman sekarang orang tua memberikan kebebasan
terhadap anak, anak di lengkapi berbagai macam tekhnologi untuk
mempermudahkan komunikasi dan mendapatkan informasi
e. Pemberian nilai
Zaman
dahulu yang benar adalah orang tua. Ajaran yang di berikan orang tua
bersifat turun temurun dan harus di batasi. Sementara orang tua zaman
sekarang memberikan kebebasan, lebih luwes dan terbuka terhadap
perubahan. Anak di perbolehkan mengeluarkan pendapatnya.
PENUTUP
Pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian
pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran, karakter serta
kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang
ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga
formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal
tersebut dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam
lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang sangat kompleks,
terspesialisasi dan berubah cepat, pendidikan memiliki fungsi yang
sangat besar dalam memahami kebudayaan sebagai satu keseluruhan.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan.
Dengan makin cepatnya perubahan kebudayaan, maka makin banyak diperlukan waktu untuk memahami kebudayaannya sendiri. Hal ini membuat kebudayaan di masa depan tidak dapat diramalkan secara pasti, sehingga dalam mempelajari kebudayaan baru diperlukan metode baru untuk mempelajarinya. Dalam hal ini pendidik dan antropolog harus saling bekerja sama, dimana keduanya sama-sama memiliki peran yang penting dan saling berhubungan.
Comments