Sentuhan Manusiawi pada Anak
Human touch, atau sentuhan manusiawi
dalam perkembangan anak adalah sebuah pola konstruktif yang mendukung
pertumbuhan mental anak. Dalam hal ini sentuhan tersebut dapat diperoleh
dari cara mereka menjelajahi alam imajinasinya. Karena jika imajinasi
anak di kontrol dan terus dipicu untuk mengeksplorerasi rasa penasaran
dan keingin tahuannya, maka secara otomatis akan memicu perkembangan
sikap dalam pertumbuhannya.
Seperti halnya dalam bersosialisasi, seorang anak yang imajinasinya dikembangan dengan baik, maka dia akan cenderung aktif dan responsif
dalam menyikapi sesuatu yang baru ditemukannya. Lain halnya dengan anak
yang tidak mendapatkan imajinasi yang baik, maka ia akan cenderung
murung dan tidak memiliki rasa percaya diri yang lemah. Sehingga rasa
takut dan malu menjadi lebih besar dalam keshariannya bersosialisasi.
Pola perkembangan kepribadian dari alam imajinasi atau hayalan ini diperkuat oleh ungkapan Sigmound Freud bahwa “mimpi/imajinasi adalah sublimasi dan kompensasi dari kehidupan sehari hari yang tidak terpenuhi………”
Dalam hal ini dongen yang sifatnya menumbuh kembangkan imajinasi dapat
mewakili ketidak berdayaan anak dalam melakukan hal hal yang tidak
biasa, berperan besar dalam mengembangkan ide-ide sebagai stimulus dalam
menyikapi segala sesuatu dalam kenyaataanya. Sebagai contoh dari cerita
Fabel, anak bisa merimajinasi untuk berinteraksi dengan binatang.
Sehingga seorang anak bisa mengetahui apa yang dirasakan binatang jika
mereka (binatang tersebut) tidak di beri kasih sayang oleh majikannya.
Muatan moral yang disampaikan melalui
dongeng, akan lebih mudah ci cerna oleh anak anak. Hal tersebut akan
dapat tercapai jika cara penyampaian dongeng dilakukan sedemikian rupa
sehingga anak bisa menerimanya dengan senang. Sehingga proses bermain/
berimajinasi dapat diraih dengan memberikan pemblajaran hidup. Dongeng
yang diberikan secara continue, maka akan membentuk kepribadian yang
lebih baik karena secara struktural dari caranya berfikir atau dari alam
bawah sadarnya telah dibentuk kepribadian yang baik, yang diarahkan
melalui muatan moral yang ada dalam dongeng tersebut.
Dewasa ini perkembangan dunia elektronik
begitu pesat berkembang. Segala aspek kehidupan menjadi bahan komoditi
bisnis yang di kelola para pengusahanya secara besar besaran. Kemudian
gelombang budaya visual menjadi sebuah paradigma baru yang disadari atau
tidak telah mengikis eksistensi dongeng di kalangan masyarakat
Indonesia.
Keberadaan visualisasi cerita yang begitu
di gemari anak anak di Indonesia, menjadi salah satu alasan orang tua
untuk memberikan fasilitas tersebut kepada anaknya, sehingga mereka
(para orang tua) sedikit terbantu untuk memberikan anak-anaknya rasa
nyaman dan senang dalam kesehariannya.
Maka dari itu. esksistensi dongeng di
kalangan anak-anak, kini lebih di kendalikan remot televisi. Dalam remot
tersebut seorang anak bisa memilih cerita yang di inginkannya. Tentu
saja keberadaan itu tak sepenuhnya cukup. Karna selain televisi, anak
anak juga gemar bermain video game dan permaina permainan lain yang
sifatnya jauh dari suasana keakraban orang tua dan anaknya dalam
aktivitas mendongeng.
Keberadaan media visual yang ada memang
dapat juga menumbuhkan imajinasi anak. Namun demikian selain tayangannya
yang dikhawatirkan tidak sesuai, media audio visual tersebut
memiliki nilai negative yang bisa melemahkan daya kreatifitas imajinasi
anak. Hal demikian diakibatkan oleh para pelaku dan latar cerita yang
secara instan dapat di bentuk secara sekaligus oleh anak anak, dalam hal
ini tentu saja imajinasi anak akan terpatok dengan apa yang
disaksikannya. Sehingga daya imajinasinya menjadi melemah.
Lain halnya dengan dongeng, meskipun
beberapa anak mendengarkan sebuah dongeng secara bersamaan, namuan
setiap anak akan memvisualisasikan latar dan tokoh yang di dengarnya
secara berbeda beda. Bahkan sebuah dongeng yang didapatnya akan menjadi
fantasi stereotype atau pengulangan yang tidak berhenti. Dapat
dibayangkan jika muatan moral yang baik itu yang diperolehnya, maka
selama kisah itu masih ada dalam alam bawah sadar anak, selamanya dia
akan di ingatkan oleh dongeng tersebut jika akan melakukan hal hal yang
tidak baik
Sumber :https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://paudanakceria.wordpress.com/author/paudanakceria/page/4/&ved=2ahUKEwiZufio-sXoAhUHdCsKHZCID7k4ChAWMAV6BAgEEAE&usg=AOvVaw0nTm7KoPChehQN19bhbiXM
Sumber :https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://paudanakceria.wordpress.com/author/paudanakceria/page/4/&ved=2ahUKEwiZufio-sXoAhUHdCsKHZCID7k4ChAWMAV6BAgEEAE&usg=AOvVaw0nTm7KoPChehQN19bhbiXM
Comments